
Guru ibarat penjual obat harus pandai-pandai “menarik perhatian” calon pembeli obat (siswa). Usahakan tidak monoton dalam membahas atau memperbincangkan masalah materi, namun juga masalah disekitar kita, juga selingi dengan guyonan yang positif agar siswa tidak merasa tertekan oleh sulitnya materi pelajaran.
Guru merupakan “aktor/aktris” yang harus tampil sebaik mungkin di depan kelas agar penonton senang dan selalu menunggu aksinya, dalam film diibaratkan bintangnya.
Guru ibarat pelawak, harus pandai membuat suasana penonton senantiasa tertawa sumringah, jika pelawak itu tidak tampil, maka penonton selalu menunggu-nunggu dan ingin sekali menyaksikan aksi kocaknya, tentunya dalam batas-batas kewajaran dan situasi yang sesuai.
Guru ibarat seorang ibu yang menggendong bayinya/anak kecil, kemanapun dan apa saja yang diminta, dimaui anak berusaha untuk memenuhinya. Mampu memahami keinginan anaknya, dan selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya. Jika ada siswa yang ramai, usil, dan suka membuat gaduh jangan dianggap anak itu nakal, anggap saja siswa tsb “kelebihan energi”, tinggal gurunya pandai-pandailah mengarahkan ke hal yang fokus/baik, yaitu KBM-nya, misalkan dengan meminta seluruh siswa memperhatikan “oknum” siswa tsb, dia pasti akan malu sendiri.
Jadilah guru yang bijak, janganlah cepat memarahi siwa kita, sering-seringlah memuji siswa kita, baik dia mampu atau belum mampu mengerjakan soal. Jika belum mampu mengerjakan soal, cobalah kasih pertanyaan bimbingan (pertanyaan yang mengarah ke jawaban), sehingga siswa tidak merasa malu meskipun dia tahu jika belum bisa, tetapi justru yang diharapkan siswa yang belum bisa itu adalah bimbingan guru, bukan marahnya. Hindarilah marah sebisa mungkin. Jika terpaksa harus marah, segera meminta ma’af dan menjelaskan alasannya kenapa guru harus marah agar siswa lebih memahaminya.
Kenali gaya/model masing-masing anak dan jangan menyamaratakan. Cobalah sering memberi hadiah (baik itu verbal/pujian maupun nonverbal). Contoh nonverbal : menepuk pundak karena anak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Akan lebih bagus lagi guru sering memberi motivasi berupa benda meskipun kecil/murah harganya atau cash-money misalnya. Ini akan memotivasi anak dan meningkatkan antusias anak. Berilah hadiah tertentu kepada siswa yang mendapatkan nilai paling bagus, atau sesuai target guru yang ditetapkan sebelumnya. Jika ada anak yang “bodoh” cobalah didekati, diajak curhat. Jangan melukai anggota badan siswa, kecuali dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar